TUGAS MATA
KULIAH
METODE
ILMIAH
UJI
ADDITIVITAS

OLEH:
Riyah
Fitriyani
26020111120009
PROGRAM
STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN
ILMU KELAUTAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
SEMARANG
2015
Pengertian uji
aditivitas
Uji Ujiaditivitas ini digunakan untuk memeriksa
apakah data percobaan memenuhi asumsi keaditifan (pengaruh aditif_ atau tidak.
Uji ini perlu dilakukan sebelum menganalisis ragam data.
Pengaruh Aditif
Pengaruh dari faktor perlakuan dan lingkungan
bersifat aditif, maksudnya tinggi rendahnya respons semata-mata akibat dari
pengaruh penambahan perlakuan dan atau kelompok.
Pada model linier di atas, perlakuan (τi) dan
galat (εij) bersifat aditif, dengan kata lain pengaruh penambahan yang berasal
dari perlakuan bersifat konstan untuk setiap ulangan dan pengaruh ulangan
bersifat konstan untuk setiap perlakuan. Nilai Respons (Yij) merupakan nilai
rata-rata umum ditambah dengan penambahan dari perlakuan dan galat.
Agar lebih mudah memahami, perhatikan ilustrasi berikut:
Misalkan nilai rata-rata umum (μ) = 8 dan pengaruh penambahan dari
masing-masing perlakuan (τi) serta pengaruh penambahan dari masing-masing
ulangan/kelompok (βj) seperti terlihat pada tabel berikut. Untuk mempermudah
pemisalan, anggap nilai εij = 0, sehingga nilai respons Yij = μ+
τi + βj + εij bisa dihitung.
|
Factor
A
|
Faktor
B (Ulangan/Kelompok)
|
Selisih
Pengaruh ulangan
|
|
|
β1 =
+1
|
β1=
+2
|
||
|
τ1 =
+1
|
(8+1+1)
= 10
|
(8+1+2)
= 11
|
1
|
|
τ2 =
+3
|
(8+3+1)
= 12
|
(8+3+2)
= 13
|
1
|
|
Selisih
Pengaruh Perlakuan
|
2
|
2
|
|
Pada tabel di atas anda perhatikan terlihat bahwa
pengaruh perlakuan konstan pada setiap ulangan dan pengaruh ulangan (atau
pengaruh kelompok bila anda menggunakan kelompok) selalu konstan pada semua
perlakuan. Bila ini yang terjadi, maka data tersebut adalah bersifat aditif.
Namun, apabila pengaruh tersebut tidak bersifat aditif, melainkan
multiplikatif, maka data reponsnya akan tampak seperti pada tabel berikut.
|
Faktor
A
|
Ulangan
|
||
|
|
β1 =
+1
|
β1 =
+1
|
Selisih
ulangan
|
|
τ1 =
+1
|
(8x1x1)
= 9
|
(8x1x1)
= 9
|
1
|
|
τ2 =
+3
|
(8x3x1)
= 11
|
(8x3x1)
= 11
|
3
|
|
Selisih
Perlakuan
|
2
|
2
|
|
Perhatikan, selisih baik dari pengaruh penambahan
perlakuan ataupun kelompok tidak lagi bersifat konstan! Apabila ada pengaruh
penambahan dari faktor lain diluar percobaan kita, maka pengaruh dari faktor
yang kita cobakan sudah tidak bersifat aditif lagi, melainkan multiplikatif.
Lebih jelasnya, perhatikan perbandingan antara
pengaruh aditif dan multiplikatif untuk rancangan acak kelompok berikut ini.
Tabel Perbandingan antara pengaruh aditif dan
multiplikatif
|
|
Faktor
A
|
|
||
|
Faktor
B
|
τ1=
+1
|
τ2=
+2
|
τ3=
+3
|
|
|
β1=
+1
|
2
|
3
|
4
|
Pengaruh
aditif
|
|
1
|
2
|
3
|
Pengaruh
multiplikatif
|
|
|
0
|
0.30
|
0.48
|
Pengaruh
multiplikatif (log)
|
|
|
β2=
+5
|
6
|
7
|
8
|
Pengaruh
aditif
|
|
5
|
10
|
15
|
Pengaruh
multiplikatif
|
|
|
0.70
|
1.00
|
1.18
|
Pengaruh
multiplikatif (log)
|
|
Penyebab
Ada pengaruh dari faktor lain diluar faktor yang
kita cobakan:
Pengaruh dari efek sisa penelitian sebelumnya. Terdapat
interaksi antara perlakuan dengan faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
model, seperti jenis kelamin, jenis varietas, dan sebagainya.
Dalam Rancangan Acak Kelompok, biasanya terjadi
interaksi antara perlakuan dengan kelompok
Hubungan dengan kehomogenan ragam
Biasanya apabila data bersifat aditif, maka data
tersebut mempunyai ragam yang homogen. Sebaliknya apabila data bersifat tidak
aditif, maka data tersebut mempunyai ragam yang heterogen. Artinya data yang
tidak memenuhi pengaruh aditif akan memiliki keragaman galat yang besar. Untuk
melihat ragam galat dari percobaan, anda bisa perhatikan kuadrat tengah (KT) galat
pada tabel analisis ragam anda. Semakin besar KT galat anda, maka akan
mengindikasikan semakin besar keragaman pada percobaan anda.
Pengaruh perlakuan dan kelompok dikatakan aditif
apabila pengaruh perlakuan selalu tetap pada setiap ulangan atau kelompok dan
pengaruh ulangan atau kelompok selalu tetap untuk semua perlakuan.
4.3 Uji Ketakaditifan:
Model linier RAK: Yij = μ+ τi + βj +
εij. Nilai galat, εij disumsikan bersifat independent, homogen, dan
berdistribusi normal. Model bersifat aditif apabila interaksi antara perlakuan
dan kelompok (τi * βj) tidak signifikan. Apabila terdapat interaksi, maka
uji-F tidak lagi efisien dan ada kemungkinan terjadinya penarikan kesimpulan
yang salah karena pengaruh dari kedua faktor tidak lagi bersifat aditif melainkan
multiplikatif.
Uji untuk menguji apakah model bersifat aditif atau
tidak adalah dengan menggunakan metode Tukey.
SS (ketidakaditifan) = (∑∑
τi βj y ij ) 2 / ( ∑ τi 2 )( ∑
βj 2 )

DAFTAR PUSTAKA
Angela
Dean and Daniel Voss. 1999. Design and Analysis of Experiments. Springer Verlag
New York, Inc.
Gerry
P. Quinn & Michael J. Keough. 2002. Experimental Design and Data Analysis
for Biologists. Cambridge University Press
Glenn
Gamst, Lawrence S. Meyers, and A. J. Guarino. 2008. Analysis of Variance
Designs A Conceptual and Computational Approach with SPSS and SAS. Cambridge
University Press
Shirley
Dowdy, Stanley Weardon, Daniel Chilko. 2004. Statistics for Research (Third
Edition). John Wiley & Sons, Inc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar